Kebiasaan yang Anda jalankan setiap harinya menentukan seperti apa masa
depan Anda. Tak terkecuali dalam hal keuangan. Coba amati cara dan
kebiasaan Anda mengelola uang. Jika hingga saat ini kondisi keuangan
pribadi masih carut marut, memiliki penghasilan rutin bulanan namun tak
dapat menikmatinya atau pas-pasan bahkan defisit setiap akhir bulan,
saatnya instrospeksi diri.
Jangan berdiam diri, tapi cari tahu
penyebab kondisi keuangan yang masih berantakan ini. Cermati lagi, boleh
jadi Anda tak menjalankan kebiasaan keuangan yang baik. Perencana
keuangan, Arief Bachtiar, menuliskan di website perencanaan
keuangan Akbar's Financial Check Up mengenai tujuh kebiasaan baik
keuangan yang perlu dipraktikkan untuk menjadikan Anda pribadi positif.
1. Menabung.
Hanya dengan menabung kehidupan Anda dapat lebih tenteram. Anda akan
merasa nyaman karena pengeluaran ke depan sudah ada di tabungan.
2. Cerdas berbelanja.
Anda menyadari dan menjalani kebiasaan menghindari belanja berlebihan.
Caranya, Anda hanya berbelanja sesuai dengan kebutuhan dan budget.
Dengan begitu, Anda dapat menabung lebih banyak sehingga ada cukup dana
berlebih untuk berinvestasi.
3. Mencatat pengeluaran pemasukan.
Ini adalah metode sederhana yang bisa diterapkan siapa saja. Tujuannya,
agar Anda lebih mudah mengendalikan pengeluaran. Dengan pencatatan,
Anda dapat melihat lebih detil setiap perputaran keuangan. Namun jangan
sekadar mencatat saja, tapi jadikan catatan ini sebagai acuan untuk
melakukan perubahan dan memperbaiki kebiasaan keuangan yang kurang baik.
4. Menghindari utang. Utang
terutama utang konsumtif dapat merugikan Anda karena bunga utang sangat
memberatkan. Bunga kartu kredit yang sering Anda pakai berbelanja misal
sebesar tiga persen per bulan atau 36 persen setahun, lebih tinggi
daripada deposito bahkan investasi di pasar modal. Utang harus
dikendalikan untuk mewujudkan kondisi finansial yang baik.
5. Mengendalikan pengeluaran. Berbagai cara bisa dilakukan dengan mencatat pengeluaran. Sebagai contoh dengan sistem amplop
yang dapat membantu Anda membatasi pengeluaran dan lebih disiplin
memakai dana di mesin ATM. Dengan sistem amplop, Anda "dipaksa" memakai
dana yang telah dianggarkan melalui sistem amplop tersebut.
6. Menjaga keamanan finansial keluarga.
Bisa dilakukan dengan menerapkan pembelian asuransi seperti asuransi
jiwa serta asuransi kesehatan. Asuransi jiwa berfungsi melindungi
keluarga dari kehilangan nafkah sumber penghasilan seseorang yang
menjadi tumpuan keluarga jika dia meninggal dunia. Asuransi kesehatan
berfungsi sebagai perencanaan risiko karena sakit dan pengganti nafkah
karena pemberi nafkah tidak bisa bekerja saat sakit.
7. Berinvestasi.
Banyak pilihan cara berinvestasi, bisa dengan membeli emas logam mulia,
menabung di deposito, membeli reksadana dan saham. Komponen Investasi
tersebut memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan serta risiko,
sehingga tergantung daripada profil Anda sebagai investor.
Sumber: www.afcindonesia.com
My Life My Journey
Apa aja deh yang penting asik buat dibaca
Senin, 16 Januari 2012
Minggu, 18 Desember 2011
Yang sedang hunting perumahan, waspada
Beberapa minggu sibuk hunting rumah di sekitaran depok bogor. Yang dilihat pokoknya modelnya aja gitu, dan ngga tau klo kadang2 ada ppengembang yang iseng (baca: curang, penipu). Pas lagi baca-baca artikel nemulah salah sat artikel yang menarik yaitu tentang ciri-ciri pengembang nakal. Berikut ini adalah ciri-ciri pengembang nakal.
- Pengembang tidak menyerahkan Perjanjian Pengikatan Jual-Beli (PPJB) setelah Anda menyetor uang tanda jadi (booking fee).
- PPJB tidak dapat dinegosiasikan dan uang tanda jadi tidak dapat dikembalikan.
- Proses pemesanan, pembangunan, dan proses lain tidak berjalan sesuai jadwal yang dijelaskan di awal.
- Pengembang tidak memiliki tim khusus untuk layanan pelanggan yang dapat menjelaskan atau menangani keluhan pelanggan.
- Spesifikasi bangunan tidak sesuai dengan yang dijanjikan di awal.
Ketika Anda sudah telanjur terjebak berurusan dengan pengembang nakal, sulit bagi Anda untuk menyelesaikan masalah. Ketika Anda sudah menyerahkan uang, apalagi cicilan sudah berjalan, pengembang sudah di atas angin. Saat perlu menyampaikan protes, ada baiknya bicara dengan pembeli rumah lain dan mengajak mereka bersama-sama mengajukan keluhan.
Label:
booking fee,
pengembang,
perumahan,
PPJB,
provider
Jumat, 16 Desember 2011
love letter
Dear Fathia,
To strengthen the basic of English (grammar and enough number of vocabulary), you'd better take the EA class just like now until HI4. You are going to get more and more different kinds of text for listening skill and chances to use your grammar and vocabulary in writing. In CV classes, the topics are more about how to deal with working so the vocabularies are not various. The listening skill only focuses on that. Moreover, you can't
get a guarantee that all students in class want to be active like you in speaking. Some of our CV students are still silent, passive, and don't want to share their ideas either because they are not sure with their English or simply because they don't have any ideas towards the topics being discussed.
I usually teach one CV class in one term, either Monday-Wednesday class or Tuesday-Thursday at 7-9 pm but I don't have any ideas for the next term. I still think that you have to meet other teachers in class so you can get different ways of teaching :)
By the way, I'll know what classes I have to teach in the next term on January 3, 2012. So, it's better for you not to wait for me for the re-registration.
The blessing is on me when I met you in class :)
All the best,
Lili
Kamis, 15 Desember 2011
Last Day in this term
Last day in this term...
Wednesday, December 14,2011 is the last day in this second term in intermediate class. Oral test by speaking in English (reading and making conversation). Actually the situation is as same as the last day in first term, but maybe different in the psychologist effect. since the first time in second term, the teacher told that this term was more difficult than the first term, so in my mind also had a wrong mindset.
I'm not a stupid student but not the clever one. i have more than 4 rivals to get the best student award. After did the test, now I just can pray, ask Allah to give a good point. Moreover getting the best student award which mean the next term i will get a scholarship for one term.
Overall i have to say thank you to my beloved teacher ms Lily, she gave me not only academic skill but also shared her attractive life experiences.
Rabu, 30 November 2011
Kuasai Kecerdasan Emosi Anda!
Ditulis oleh: Anne Ahira"Siapapun bisa marah. Marah itu mudah. Tetapi, marah pada orang yang tepat,
dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan
dengan cara yg baik, bukanlah hal mudah."
-- Aristoteles, The Nicomachean Ethics.
Mampu menguasai emosi, seringkali orang menganggap remeh pada masalah ini.
Padahal, kecerdasan otak saja tidak cukup menghantarkan seseorang mencapai
kesuksesan.
Justru, pengendalian emosi yang baik menjadi faktor penting penentu kesuksesan hidup seseorang.
Kecerdasan emosi adalah sebuah gambaran mental dari seseorang yang cerdas dalam
menganalisa, merencanakan dan menyelesaikan masalah, mulai dari yang ringan hingga kompleks.
Dengan kecerdasan ini, seseorang bisa memahami, mengenal, dan memilih kualitas mereka sebagai insan manusia. Orang yang memiliki kecerdasan emosi bisa memahami orang lain dengan baik dan membuat keputusan dengan bijak.
Lebih dari itu, kecerdasan ini terkait erat dengan bagaimana seseorang dapat mengaplikasikan apa yang ia pelajari tentang kebahagiaan, mencintai dan berinteraksi dengan sesamanya.
Ia pun tahu tujuan hidupnya, dan akan bertanggung jawab dalam segala hal yang
terjadi dalam hidupnya sebagai bukti tingginya kecerdasan emosi yang dimilikinya.
Kecerdasan emosi lebih terfokus pada pencapaian kesuksesan hidup yang *tidak tampak*.
Kesuksesan bisa tercapai ketika seseorang bisa membuat kesepakatan dengan melibatkan emosi,
perasaan dan interaksi dengan sesamanya.
Terbukti, pencapaian kesuksesan secara materi tidak menjamin kepuasan hati seseorang.
Di tahun 1990, Kecerdasan Emosi (yang juga dikenal dengan sebutan "EQ"),
dikenalkan melalui pasar dunia.
Dinyatakan bahwa kemampuan seseorang untuk mengatasi dan menggunakan emosi
secara tepat dalam setiap bentuk interaksi lebih dibutuhkan daripada kecerdasan otak (IQ) seseorang.
Sekarang, mari kita lihat, bagaimana emosi bisa mengubah segala keterbatasan menjadi hal yang luar biasa....
Seorang miliuner kaya di Amerika Serikat, Donald Trump, adalah contoh apik dalam hal ini. Di tahun 1980
hingga 1990, Trump dikenal sebagai pengusaha real estate yang cukup sukses, dengan kekayaan pribadi yang diperkirakan sebesar satu miliar US dollar.
Dua buku berhasil ditulis pada puncak karirnya, yaitu "The Art of The Deal dan Surviving at the Top". Namun jalan yang dilalui Trump tidak selalu mulus...
Fathia ingat depresi yang melanda dunia di akhir tahun 1990? Pada saat itu harga saham properti pun ikut anjlok dengan drastis. Hingga dalam waktu semalam, kehidupan Trump menjadi sangat berkebalikan.
Trump yang sangat tergantung pada bisnis propertinya ini harus menanggung hutang sebesar 900 juta US Dollar! Bahkan Bank Dunia sudah memprediksi kebangkrutannya.
Beberapa temannya yang mengalami nasib serupa berpikir bahwa inilah akhir kehidupan mereka, hingga benar-benar mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
Di sini kecerdasan emosi Trump benar-benar diuji. Bagaimana tidak, ketika ia mengharap simpati dari mantan istrinya, ia justru diminta memberikan semua harta yang tersisa sebagai ganti rugi perceraian mereka.
Orang-orang yang dianggap sebagai teman dekatnya pun pergi meninggalkannya begitu saja. Alasan yang sangat mendukung bagi Trump untuk putus asa dan menyerah pada hidup. Namun itu tidak dilakukannya.
Trump justru memandang bahwa ini kesempatan untuk bekerja dan mengubah keadaan. Meski secara finansial ia telah kehilangan segalanya, namun ada "intangible asset" yang tetap dimilikinya.
Ya, Trump memiliki pengalaman dan pemahaman bisnis yang kuat, yang jauh lebih berharga dari semua hartanya yang pernah ada!
Apa yang terjadi selanjutnya?
Fantastis, enam bulan kemudian Trump sudah berhasil membuat kesepakatan terbesar dalam sejarah bisnisnya. Tiga tahun berikutnya, Trump mampu mendapat keuntungan sebesar US$3 Milliar.
Ia pun berhasil menulis kembali buku terbarunya yang diberi judul "The Art of The Comeback".
Dalam bukunya ini Trump bercerita bagaimana kebangkrutan yang menimpanya justru menjadikannya lebih bijaksana, kuat dan fokus daripada sebelumnya.
Bahkan ia berpikir, jika saja musibah itu tidak terjadi, maka ia tidak akan pernah tahu teman sejatinya dan tidak akan menjadikannya lebih kaya dari yang sebelumnya. Luar biasa bukan? :-)
Kecerdasan Emosi memberikan seseorang keteguhan untuk bangkit dari kegagalan, juga mendatangkan kekuatan pada seseorang untuk berani menghadapi ketakutan.
Tidak sama halnya seperti kecerdasan otak atau IQ, kecerdasan emosi hadir
pada setiap org & bisa dikembangkan.
Berikut beberapa tips bagaimana cara mengasah kecerdasan emosi:
1. Selalu hidup dengan keberanian.
Latihan dan berani mencoba hal-hal baru akan memberikan beragam pengalaman dan membuka pikiran dengan berbagai kemungkinan lain dalam hidup.
2. Selalu bertanggung jawab dalam segala hal.
Ini akan menjadi jalan untuk bisa mendapatkan kepercayaan orang lain dan mengendalikan kita untuk tidak mudah menyerah. "being accountable is being dependable"
3. Berani keluar dari zona nyaman.
Mencoba keluar dari zona nyaman akan membuat kita bisa mengeksplorasi banyak hal.
4. Mengenali rasa takut dan mencoba untuk menghadapinya.
Melakukan hal ini akan membangun rasa percaya diri dan dapat menjadi jaminan bahwa segala sesuatu pasti ada solusinya.
5. Bersikap rendah hati.
Mau mengakui kesalahan dalam hidup justru dapat meningkatkan harga diri kita.
So, kuasailah kecerdasan emosi Fathia!
Karena mengendalikan emosi merupakan salah satu faktor penting yang bisa mengendalikan Fathia menuju sukses dan juga menikmati warna-warni kehidupan. :-)
http://www.AsianBrain.com
dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan
dengan cara yg baik, bukanlah hal mudah."
-- Aristoteles, The Nicomachean Ethics.
Mampu menguasai emosi, seringkali orang menganggap remeh pada masalah ini.
Padahal, kecerdasan otak saja tidak cukup menghantarkan seseorang mencapai
kesuksesan.
Justru, pengendalian emosi yang baik menjadi faktor penting penentu kesuksesan hidup seseorang.
Kecerdasan emosi adalah sebuah gambaran mental dari seseorang yang cerdas dalam
menganalisa, merencanakan dan menyelesaikan masalah, mulai dari yang ringan hingga kompleks.
Dengan kecerdasan ini, seseorang bisa memahami, mengenal, dan memilih kualitas mereka sebagai insan manusia. Orang yang memiliki kecerdasan emosi bisa memahami orang lain dengan baik dan membuat keputusan dengan bijak.
Lebih dari itu, kecerdasan ini terkait erat dengan bagaimana seseorang dapat mengaplikasikan apa yang ia pelajari tentang kebahagiaan, mencintai dan berinteraksi dengan sesamanya.
Ia pun tahu tujuan hidupnya, dan akan bertanggung jawab dalam segala hal yang
terjadi dalam hidupnya sebagai bukti tingginya kecerdasan emosi yang dimilikinya.
Kecerdasan emosi lebih terfokus pada pencapaian kesuksesan hidup yang *tidak tampak*.
Kesuksesan bisa tercapai ketika seseorang bisa membuat kesepakatan dengan melibatkan emosi,
perasaan dan interaksi dengan sesamanya.
Terbukti, pencapaian kesuksesan secara materi tidak menjamin kepuasan hati seseorang.
Di tahun 1990, Kecerdasan Emosi (yang juga dikenal dengan sebutan "EQ"),
dikenalkan melalui pasar dunia.
Dinyatakan bahwa kemampuan seseorang untuk mengatasi dan menggunakan emosi
secara tepat dalam setiap bentuk interaksi lebih dibutuhkan daripada kecerdasan otak (IQ) seseorang.
Sekarang, mari kita lihat, bagaimana emosi bisa mengubah segala keterbatasan menjadi hal yang luar biasa....
Seorang miliuner kaya di Amerika Serikat, Donald Trump, adalah contoh apik dalam hal ini. Di tahun 1980
hingga 1990, Trump dikenal sebagai pengusaha real estate yang cukup sukses, dengan kekayaan pribadi yang diperkirakan sebesar satu miliar US dollar.
Dua buku berhasil ditulis pada puncak karirnya, yaitu "The Art of The Deal dan Surviving at the Top". Namun jalan yang dilalui Trump tidak selalu mulus...
Fathia ingat depresi yang melanda dunia di akhir tahun 1990? Pada saat itu harga saham properti pun ikut anjlok dengan drastis. Hingga dalam waktu semalam, kehidupan Trump menjadi sangat berkebalikan.
Trump yang sangat tergantung pada bisnis propertinya ini harus menanggung hutang sebesar 900 juta US Dollar! Bahkan Bank Dunia sudah memprediksi kebangkrutannya.
Beberapa temannya yang mengalami nasib serupa berpikir bahwa inilah akhir kehidupan mereka, hingga benar-benar mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
Di sini kecerdasan emosi Trump benar-benar diuji. Bagaimana tidak, ketika ia mengharap simpati dari mantan istrinya, ia justru diminta memberikan semua harta yang tersisa sebagai ganti rugi perceraian mereka.
Orang-orang yang dianggap sebagai teman dekatnya pun pergi meninggalkannya begitu saja. Alasan yang sangat mendukung bagi Trump untuk putus asa dan menyerah pada hidup. Namun itu tidak dilakukannya.
Trump justru memandang bahwa ini kesempatan untuk bekerja dan mengubah keadaan. Meski secara finansial ia telah kehilangan segalanya, namun ada "intangible asset" yang tetap dimilikinya.
Ya, Trump memiliki pengalaman dan pemahaman bisnis yang kuat, yang jauh lebih berharga dari semua hartanya yang pernah ada!
Apa yang terjadi selanjutnya?
Fantastis, enam bulan kemudian Trump sudah berhasil membuat kesepakatan terbesar dalam sejarah bisnisnya. Tiga tahun berikutnya, Trump mampu mendapat keuntungan sebesar US$3 Milliar.
Ia pun berhasil menulis kembali buku terbarunya yang diberi judul "The Art of The Comeback".
Dalam bukunya ini Trump bercerita bagaimana kebangkrutan yang menimpanya justru menjadikannya lebih bijaksana, kuat dan fokus daripada sebelumnya.
Bahkan ia berpikir, jika saja musibah itu tidak terjadi, maka ia tidak akan pernah tahu teman sejatinya dan tidak akan menjadikannya lebih kaya dari yang sebelumnya. Luar biasa bukan? :-)
Kecerdasan Emosi memberikan seseorang keteguhan untuk bangkit dari kegagalan, juga mendatangkan kekuatan pada seseorang untuk berani menghadapi ketakutan.
Tidak sama halnya seperti kecerdasan otak atau IQ, kecerdasan emosi hadir
pada setiap org & bisa dikembangkan.
Berikut beberapa tips bagaimana cara mengasah kecerdasan emosi:
1. Selalu hidup dengan keberanian.
Latihan dan berani mencoba hal-hal baru akan memberikan beragam pengalaman dan membuka pikiran dengan berbagai kemungkinan lain dalam hidup.
2. Selalu bertanggung jawab dalam segala hal.
Ini akan menjadi jalan untuk bisa mendapatkan kepercayaan orang lain dan mengendalikan kita untuk tidak mudah menyerah. "being accountable is being dependable"
3. Berani keluar dari zona nyaman.
Mencoba keluar dari zona nyaman akan membuat kita bisa mengeksplorasi banyak hal.
4. Mengenali rasa takut dan mencoba untuk menghadapinya.
Melakukan hal ini akan membangun rasa percaya diri dan dapat menjadi jaminan bahwa segala sesuatu pasti ada solusinya.
5. Bersikap rendah hati.
Mau mengakui kesalahan dalam hidup justru dapat meningkatkan harga diri kita.
So, kuasailah kecerdasan emosi Fathia!
Karena mengendalikan emosi merupakan salah satu faktor penting yang bisa mengendalikan Fathia menuju sukses dan juga menikmati warna-warni kehidupan. :-)
http://www.AsianBrain.com
Label:
anne ahira,
Donald Trump,
emosi,
IQ,
kecerdasan,
kesuksesan,
marah,
rendah hati,
zona nyaman
Kamis, 24 November 2011
~*:. 10 Tips Keharmonisan Pasangan Suami-Istri .:*~

SIAPA PUN yang telah mengikatkan diri dalam tali pernikahan tentunya menginginkan atmosfer rumah tangga yang harmonis. Maka yang harus dipikirkan pertama kali adalah bagaimana melakukan harmonisasi hubungan suami-istri. Menjaga keharmonisan pasangan suami-istri (pasutri) tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, tapi membutuhkan usaha dan pengorbanan.
Berikut ini adalah sepuluh tips mewujudkan keharmonisan pasutri, sebagaimana ditulis Wafaa‘ Muhammad, dalam kitabnya Kaifa Tushbihina Zaujah Rumansiyyah:
1. Berupaya saling mengenal dan memahami
Perbedaan lingkungan dan kondisi tempat suami atau istri tumbuh sangat berpengaruh dalam pembentukan ragam selera, perilaku, dan sikap yang berlainan pada setiap pihak dari yang lain. Hal itu merupakan kewajiban setiap pasutri untuk memahami keadaan ini dan berusaha mengetahui serta mengenal pihak lain yang menjadi pasangan hidupnya. Mereka juga harus mengetahui semua hal yang berkaitan dengan situasi kehidupan yang mempengaruhi, sehingga dapat maju ke depan dan mewujudkan keharmonisan.
2. Perasaan timbal-balik
Suami dan istri adalah partner dalam satu kehidupan yang direkatkan dalam tali pernikahan; satu ikatan suci yang mempertemukan keduanya. Tak pelak lagi, keduanya harus berbagi suka-duka; membagi kesedihan dan kegembiraan bersama. Keduanya saling berkelindan untuk menyongsong satu cita-cita luhur yaitu mewujudkan tatanan kehidupan berdasarkan aturan Allah dan Rasul-Nya. Untuk memupuk kasih sayang di masing-masing pihak, suami membutuhkan cinta istri, dan istri pun membutuhkan cinta suami.
3. Setiap pihak harus hormat
Ketika suami atau istri memasuki rumahnya, maka dia layak mendapatkan penghormatan dan apresiasi dari pasangannya. Hal itu bertujuan untuk menjaga harkat dan mengangkat prestise pasutri, sehingga masing-masing merasa nyaman untuk membangun rumah tangga harmonis. Dalam hal ini, sudah menjadi kewajiban pasutri untuk mencari poin-poin positif yang dimiliki masing-masing untuk digunakan sebagai penopang sikap saling menghormati.
4. Berusaha menyenangkan pasangannya
Dalam kehidupan keluarga, bahkan dalam kehidupan sosial secara general, jika seseorang berusaha mengedepankan dan mengutamakan orang lain dari dirinya sendiri, maka berarti dia telah menanam benih-benih cinta dan kedekatan kepada semua orang di sekelilingnya.
Dengan demikian, setiap pasutri disarankan untuk senantiasa menyenangkan pasangannya, dan mendahulukan serta mengutamakannya dari dirinya sendiri, demi memperkukuh ikatan cinta kasih di antara keduanya. Pasalnya, ketika suami melihat istri membaktikan diri untuk menyenangkan dirinya, tentunya dia akan melakukan sesuatu yang bisa membuat senang dan gembira hati istri. Hal itu dilakukannya untuk membalas kebaikan istrinya, atau setidaknya sebagai pengakuan atas kebaikan tersebut.
5. Mengatasi persoalan bersama
Pernikahan merupakan bentuk relasi partnership dan partisipasi. Partnership yang berdiri di atas landasan kesamaan tujuan, cita-cita, sikap, intuisi dan perasaan, serta kolaborasi dan solidaritas dalam memecahkan setiap persoalan. Setiap masalah yang timbul dalam kehidupan suami-istri, maka masalah itu dilihat sebagai suatu kecemasan kolektif.
Paradigma demikian memicu suami agar berusaha bekerja keras dalam rangka memberikan kehidupan mulia bagi istri dan anak-anaknya. Pun demikian, istri akan berusaha menjalankan urusan rumah tangga sesuai prosedur yang disepakati bersama. Upaya yang dilakukan oleh suami dan istri tersebut merupakan solusi untuk memecahkan masalah bersama. Pun demikian, baik suami maupun istri tidak perlu menyembunyikan problemnya, bahkan diperlukan kejujuran dan transparansi demi menumbuhkan benih-benih kepercayaan dan saling pengertian, sehingga mudah menemukan solusi. Bisa jadi, permasalahan memiliki dampak positif untuk meneguhkan ikatan suami-istri.
6. Sikap qana’ah
Di antara tanda keharmonisan cinta pasutri adalah sikap merasa puas dengan yang ada (qana’ah); merasa puas dengan prasarana hidup yang tersedia. Kelanjutan sikap manja, kebiasan hidup serba ada, boros dan berfoya-foya pada masa kecil atau remaja termasuk salah satu faktor yang memicu pertikaian pasutri. Sikap demikian berlawanan dengan kedewasaan yang menuntut pandangan realistis tentang kehidupan. Hal-hal picisan dan glamor yang digembar-gemborkan media publikasi sejatinya tidak akan menciptakan kebahagiaan. Karena kebahagiaan sejati memancar dari hati dan jiwa terdalam, bukan bertolak dari aspek-aspek materi yang justru memicu kesenjangan dan konflik pasutri.
7. Sikap toleransi kedua belah pihak
Sungguh sangat tidak logis jika setiap pihak mengharapkan perilaku ideal permanen dari pasangannya dalam hubungan rumah tangga, karena menurut tabiatnya, manusia kadang salah dan benar. Suami atau istri kadang lupa dan khilaf sehingga kerap mengulangi kesalahan serta kekeliruannya. Dia mungkin melakukan kesalahan karena ketidaktahuan, dan mengulanginya tanpa disadarinya. Jika setiap pihak berkeinginan untuk menghukum, menghakimi, atau membalas dendam untuk setiap kesalahan yang dilakukan pasangannya, maka berarti dia merusak fondasi keharmonisan rumah tangga.
Jika kita mencela segala hal, maka kita tidak akan menemukan sesuatu yang tidak kita cela. Melakukan kesalahan adalah hal lumrah yang hanya membutuhkan pelurusan, pengarah, dan petunjuk, yang dibarengi dengan sikap penyesalan dan keinginan untuk berubah lebih baik. Kesalahan tidak perlu diikuti dengan tekanan, cacian, dan intimidasi, terutama jika kesalahan itu tidak berkaitan dengan norma-norma keislaman. Yakinlah bahwa seseorang tidak akan kehabisan cara yang sesuai untuk mengoreksi kesalahan dan penyimpangan pasangannya. Jalan terbaik dalam hal ini adalah nasihat yang tenang dan membuat pasangannya merasa bahwa hal itu adalah untuk kebaikan diri dan keluarganya.
8. Berterus-terang
Sikap terus terang, kejujuran, dan keberanian adalah kunci kebahagiaan kehidupan rumah tangga yang tidak mungkin nihil dari kesalahan. Dalam artian, jika Anda melakukan kesalahan, maka yang harus Anda lakukan adalah bergegas meminta maaf, berani mengakuinya, dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi di kemudian hari. Sikap tersebut sama sekali tidak berarti menistakan status dan harga diri Anda. Hal itu justru mendorong pihak lain untuk menghormati, mempercayai, dan memaafkan Anda.
9. Kepedulian dan solidaritas
Bagian fragmen terindah kehidupan rumah tangga adalah kepedulian dan solidaritas yang dilakoni suami atau istri dalam menghadapi kesulitan dengan kesabaran dan perjuangan luar biasa. Tatkala istri berdiri di samping suaminya, maka suami akan merasa kuat dan penuh percaya diri, begitu juga sebaliknya. Ketika istri atau suami merasakan bahwa pasangannya merasa kuat dan percaya diri, maka dia akan merasa jiwanya diliputi kedamaian dan ketenteraman. Sisi ini pada kenyataannya merupakan esensi pernikahan dan integrasi batin di antara kedua belah pihak.
10. Kearifan
Kearifan satu sama lain –hingga pada situasi yang paling suram— membantu meletakkan fondasi kukuh keharmonisan. Bisa jadi, dikarenakan sebuah kesalahan, suami atau istri memiliki kemampuan hebat untuk mencelakai pasangannya, hanya saja kearifan mencegahnya melakukan hal itu. Kearifan memperkokoh semangat kesepahaman di antara keduanya. Atau salah satu pasutri mungkin merasa lebih berhak dalam hal tertentu, namun setelah berpikir ulang tentang hal itu, dia tidak lagi keukeuh mempertahankan pendapatnya yang bisa memicu friksi.
Ketika dia mundur dengan motif kearifan, maka dia berarti melenyapkan aroma konflik dan perselisihan. Namun jika sikap mau menang sendiri dan superioritas negatif menggantikan posisi kearifan, maka kedamaian dan kemapanan kehidupan rumah tangga akan tercederai. Jika demikian, tak heran jika masalah silih berganti menghampiri. Maka, kearifan adalah benteng kokoh yang melindungi keluarga dari disharmonisasi.
Referensi Lainnya : http://kembanganggrek2.blogspot.com/
Jumat, 04 November 2011
Look for a baby sitter for my cousin and niece
Adekku kasian banget siy, suami istri karna resiko pekerjaan harus tinggal berjauhan sedangkan sekarang punya dua anak kecil yang masih butuh banyak sekali perhatian. dan tambah lengkaplah kerepotannya manakala punya pembantu yang belum bisa bekerja, apa apa harus diulang, dan dalam 2 bulan sudah ngga masuk selama hampir 3 minggu dengan alasan sakit. Saat ini pun si "mbak" juga masih berada di rumahnya dengan alasan sakit, sedangkan adikku masuk kerja harus pagipagi sekali. untunglah masih ada my mommy yang nemenin dia, sementara belum dapet pembantu atau baby sitter yang kompeten, si kecil dirawat sama my mommy. Adekku suami istri bekerja sebagai PNS di kementerian, dan harus berangkat pagi pulang sore, suaminya baru bisa pulang seinggu tau dua minggu sekali tergantung banyaknya kerjaan. Nah sekarang ini sedang berencana untuk mengistirahatkan si mbak alias mem PHK dan mencari penggantinya. sudah ada satu referensi pembantu yaitu mantan pembantu yang dulu ngurus anak pertamanya tapi konsekwensinya dia harus pindah rumah dan anak yang besar harus pindah sekolah juga. agak repot juga menurutku kalau begitu, karna untuk pindah butuh uang yang ngga sedikit, dan rumah yang sekarang juga baru ditinggali 3 bulanan. Kasian juga si kakak kalau harus pindah sekolah, karna dia harus beradaptasi lagi dengan lingkunga yang baru, dan tentuna yang dikhawatirkan bahwa itu akan mempengaruhi psikologi si kakak. Aku sedang memberikan ide untuk mencari baby sitter untuk mengurus si kecil, jadi ngga perlu pindah rumah lagi. Cuma masih bingung mencari yayasan yang kompeten dan bisa dipercaya serta memiliki SDM/baby sitter yang handal dan bener-bener mau mengurus balita, karena aku juga ngga rela kalau ponakanku menjadi korban baby sitter ngga bener. Please help ya buat yang punya referensi baby sitter yang bagus di daerah jogjakarta. Adeeku tinggal di gamping sekarang.
Langganan:
Postingan (Atom)